Suratan Pendek: Telah tiba masanya
SURATAN PENDEK
Telah tiba masanya
Teruntuk yang berbahagia,
Teman-temanku
Entah
bagaimana kondisi kalian sekarang, tetapi yang jelas ketika kalian membaca
surat ini, setidaknya kalian telah menuntaskan apa yang menjadi kewajiban
kalian di sma. Menyelesaikan semua rangkaian ujian yang melelahkan. Walaupun
aku tau bahwa sebahagian dari kalian masih banyak yang belum menuntaskan
perjalanan panjang ini. Mungkin masih mempersiapkan ujian masuk perguruan
tinggi, mempersiapkan diri masuk akademisi, ataupun masih memikirkan rencana
kedepan kalian nanti. Atau malah, kalian sudah berdiam diri nyaman di sebuah
sofa yang kalian duduki. Bagaimanapun kondisi kalian saat ini, rebahkanlah
sejenak hati kalian dan berikanlah sedikit perhatian pada surat yang saya tulis
ini.
Saya
berterima kasih. Lebih khusus kepada kalian yang telah menjadi bagian langsung
dari kehidupanku. Itulah saya kira hal yang harus saya sampaikan pertama kali
kepada kalian, setelah kalian menemani perjuangan panjangku selama ini.
Mendampingi perjalanan sejauh ini, di masa yang katanya akan menjadi masa-masa
yang paling indah. Saya sebenarnya tidak terburu-buru membenarkan argument itu.
Tapi yang jelas, saya telah memastikan bahwa masa ini benar-benar akan
dirindukan. Dan kalianlah yang akan menjadi objek ingatanku nanti. Bagaimanapun
keadaannya nanti, setitik waktu aku pasti akan mengenang kalian.
Saya
ucapkan selamat. Tidak, bukan. Saya lebih suka memberikan semangat bagi kalian yang
masih terus berproses mencari nilai-nilai kebaikan untuk masa depan kalian.
Jangan pernah melintaskan kata menyerah dalam benak kalian. Putus asa bukan
ciri khas kalian. Justru kalianlah sekarang yang sedang bertanding dan
berkesempatan keluar menjadi pemain yang terbaik. Kalianlah yang sekarang
benar-benar menjadi pusat perhatian dari seluruh penonton yang mendukung
kalian. Termasuk saya sendiri, yang juga hanya seorang penonton. Satu-satunya
hal yang mungkin dapat saya lakukan hanyalah memberikan semangat bagi kalian
pejuang-pejuang terbaik generasi ini. Sambil menyiapkan ucapan maaf tidak bisa
benar-benar mendampingi perjuangan kalian.
Saya
minta maaf. Ya, saya minta maaf atas semua kesalahan, dosa dan semua hal yang
membuat tidak nyaman kalian disini. Saya persilakan bagi kalian untuk
memberitahu kesalahan-kesalahan saya selama ini, apapun itu. Biar diriku bisa
membenahi kesalahanku nanti. Tidak hanya itu, saya juga persilakan bagi kalian
untuk membagikan cerita kalian disini. Kalianlah yang lebih berhak untuk
bercerita daripada aku. Karena kalian yang lebih banyak membangun cerita tiga
tahun ini. Kontribusi kalian jelas lebih banyak kepada almamater ini. Lebih
banyak juga kesuksesan yang telah kalian raih. Saya harus bersiap mendengarkan
cerita kesuksesan kalian kapanpun yang kalian inginkan.
Jangan
khawatir aku akan melupakan kalian. Kemampuankupun belum bisa melakukan hal
itu. Setidaknya sampai satu masa yang akan datang, ketika aku bersantai
menikmati hidangan di sore hari sambil meminum secangkir kopi, melihat galeri
cerita kalian adalah hal yang menyenangkan. Hingga larut hampir malam hari, dan
menitipkan doa-doa yang akan melangit di dalam sholatku. Berdoa agar semua
kawanku terjaga di dalam kebaikan dan kebahagiaan. Sambil terus berharap kapan
waktu tersengaja bisa berjumpa lagi dengan kalian. Atau selambat-lambatnya aku
akan berdoa agar dipertemukan nanti di surga-Nya.
Disalin dari tulisan tangan,
Gilang Rahmat Akbar
Ashiaaappp... Mantap Lang👍
BalasHapusAku yo njaluk sepuro sng akeh🙏
Njaluk doane pisan, wkwk..
👍
HapusUwuuuu masyaaa Allah ❤❤❤❤
BalasHapus😉
Hapus