14 hari itu hanya 2 pekan

 

Bukan berarti sembuh lalu menganggap ternyata mereka itu biasa saja, tapi bagaimana ketika penyakit itu datang, dia menitipkan pelajaran kepada inangnya

Klo di tanggal 31 Juli hari sabtu kemarin klian melihat berita update jumlah penambahan kasus covid di Indonesia, maka salah satu kasus terkonfirmasi positif di hari itu adalah aku :) Bukan mau berbangga apalagi sesumbar tapi hanya ingin bercerita barangkali ada yg mengambil hikmah dri ceritaku. Hehehe.

Enam hari sebelum aku di swab memang pada waktu itu aku sakit. Tpi siapa yang menduga kalau itu salah satu gejalanya? Aku hanya demam biasa dan mungkin ini sudah kesekian kali aku demam sejak datang covid di Indonesia. Karena pada waktu itu aku mikirnya cuman demam, jadi memang aku masi beraktivitas hampir seperti biasanya, aku hanya ngomong ke salah satu temenku, klo aku sakit, mungkin besok belum bisa ngerjain ini. Oiya, aku sebenarnya baru menemukan beda dg demam dan flu biasa itu di hari ketiga. Bedanya apa? Klo kalian terbiasa menghirup udara panjang di pagi hari, deep breath, seperti ketika kalian menghirup aroma kopi, maka kalian akan mendapati bahwa nafas kalian berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Klian hanya merasakan angin yg kalian hirup, bukan oksigen. Inilah juga yang saya baru tau bahwa ternyata saturasi oksigen pasien covid itu memang akan cenderung menurun. Apalagi klo ternyata kalian menyadari bahwa indra penciuman kalian tidak berfungsi di hari itu, maka berarti kalian covid, kayaknya, hehehe. Kalau kalian hari itu memang sakit dan takut kalau dibawa ke dokter kalian dinyatakan positif, saran dari aku, kalian udah harus bener-bener isolasi mandiri. Ingat.. klo klian covid mungkin klian ndak sampek meninggal karena covid, aamiin, tapi tapi tapi, ada orang tua kalian yang bisa jadi sangat rentan dengan hal itu.



Penderita covid yang mengalami anosmia itu cenderung punya kekebalan yang lebih tinggi daripada yang ndak merasakan

Itulah kabar gembira yg pertama kali saya dengarkan dari dokter yang waktu itu memeriksaku setelah aku dinyatakan positif. Positif dari hasil swab antigen di puskesmas di daerahku. Ada banyak sekali orang yg sesumbar “Alah sebenere aku kyk e juga positif deh, aku gk bisa membau dan kemarin aku juga demam, tapi aku biasa biasa saja, ndak takut”. Tapi mereka nggk mau tes, hikss, cupuu. Ahahaha. Becanda becanda, aku cuman pengin ngomong aja, klo klian dinyatakan positif beneran lewat hasil swab dan pada waktu itu gejala masih ada, rasanya itu beda. Lebih takut. :(

Hal yg aku pastikan pertama kali pada waktu itu adalah, dari 3,5 juta yang kena covid itu yang meninggal 100 ribuan. Yaaa… satu dari 35 lah ya yang meninggal, masak aku termasuk ke yang 1 :). Jangan dongggg, xixixi.



Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-Anam : 59)

Sehelai daun yang gugur, satu hirup nafas dari manusia, Allah itu tau dan berkuasa atasnya.

Di hari kedua menuju ketiga gejala memang lagi kritis-kritisnya. Lagi overthinking-overthinkingnya, hehehe. Ndak, ndak sampek sesak yg butuh ventilator untuk bernafas, atau tabung oksigen biar kadar oksigen naik, tapi emang lemess pake banget. Saking lemesnya dibikin rebahan pun masih gelisah, masih tetep gak kuat, lemesss. Padahal masi makan, masi minum, makan roti, nyemil dikit-dikit, yaaa walaupun ndak sebanyak biasanya. Secara fisik, inilah salah satu gejala yang paling menyakitkan yg terjadi pada diriku. Emang beda lemesnya orang yang ndak makan sama lemesnya orang yang gk bisa menghirup oksigen secara sempurna sehingga pembakaran energi itu terhambat. Kira-kira 24 jam lebih aku hanya berbaring di kasur, bangun paling-paling hanya sholat atau makan. Ndak mandi, kira-kira 4 atau 5 harian aku ndak mandi. Karena memang demamnya lumayan parah. Aku minum paracetamol dua kali dosis dua kali itu masih naik lagi demam. Lupa sampek berapa hari, tapi di sore sampek malam dan di pagi hari setelah bangun emang sering banget demam.

Coba Teknik Proning

Kalau kalian mengalami gejala yg mirip kyk gitu, saturasi oksigen turun dan nafas emang sudah agak “berbeda” walaupun ndak sampai sesak, coba teknik proning. Klian cari di youtube, tapi katanya harus hati-hati sihh. Kalau obat, katanya sesuai gejala yg diderita, klo demam kasih paracetamol klo flu minum obat flu dan seterusnya. Sama ada beberapa vitamin, yg penting itu vitamin C lalu zinc terus vitamin D. Berjemur juga. Yg jadi masalah adalah ketika gejala mual yg ternyata karena alergi paracetamol, kan repot, huhuhuu.

Itu kalau secara fisik, kalau secara psikis? Rasanya sedihhh, udah, hehehe. Karena dibikin tiduran tanpa aktivitas pun, itu masih lemes. Apalagi katanya menunggu harus sampek 12 hari, menunggu swab selanjutnya. Meng-sedih :(

Setidaknya mulai hari ke 7 menuju ke 8, kondisiku sudah sangat membaik, hampir fit 100 persen. Tapi masih ada gejala, masih sering capek sama pusing ketika buat aktivitas lama.

“Banyakin minum susuuu”, yapp bener. Thank you banget btw yang udah ngasihh 😊

 


Anyway, cerita gejalaku itu bukan yang lumayan parah kok, tapi bergejala, alhamdulillah. Tapi menurutku ini sudah cukup menakutkan. Yaaaa lebih menakutkan lah daripada demam biasa. Walaupun menunggu 14 hari itu lumayan lama, itu cuman 2 pekan kok, emang banyak yg harus dikorbankan namanya juga sakit, pelajaran sudah seharusnya diambil.  Ketika aku menulis ini, memang belum sampek 14 hari dari pertama gejala demam. Dan memang masih positif. Tapi kata CDC (klo nggk salah singkatan dari Center for Disease Control) setelah pasien itu tidak demam tanpa obat maka 10 hari + 1x24 jam setelah itu dia sudah bisa dikatakan sembuh dan tidak menularkan covid lagi ke orang lain.

Disclaimer penting kalau aku tidak sedang mengeluarkan statement atau rekomendasi medis terhadap gejala covid di ceritaku ini. Aku bukan dokter bukan juga mahasiswa fakultas kedokteran. Hanya pengin cerita. Sehat sehat boyyy, have a good day!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apresiasi Batik Sekar Jagad

Apresiasi Seni Rupa Karya Pawel Kuczynski

Segera Nyalakan Apinya